Selasa, 26 Mei 2015

diskriminasi terselubung

Dilema Pengungsi Rohinya dan Pengungsi eks Timor-Timur antara Rasa Nasionalisme dan Sentimen Agama Yang Kental di Republik Ini.
Saya berusaha tidak ingin membandingkan dan tidak ingin seolah-olah saya anti Kemanusiaan.
Setelah saya amati dan perhatikan dengan seksama mengapa " Rakyat Indonesia " dan " Pemerintah Indonesia " yang katanya memiliki Pancasila sebagai dasar negara tetapi saya melihat masih terjadi diskriminasi berbalut Agama mayoritas dan bukan Agama mayoritas ?
Pemerintah saya lihat lebih memperhatikan pengungsi Rohinya yang bukan orang Indonesia dari pada pengungsi eks Timor-Timur yang masih terlunta-tunta tak tahu nasipnya mau kemana yang masih banyak di barak-barak pengungsian di perbatasan Timor Leste dan Provinsi NTT ( yang masih menjadi wilayah NKRI )
Setelah saya merenung sejenak saya mengetahui jawabannya mengapa demikian, Pengungsi Rohinya walaupun bukan orang Indonesia dan tentu saja tidak cinta NKRI tetapi mereka seiman dengan mayoritas penduduk Indonesia. Sedangkan pengungsi eks Timor-Timur yang rela meninggalkan tanah leluhurnya di Timor Leste karena cintanya kepada NKRI mereka bukan saudara seiman bagi mayoritas penduduk Indonesia bahkan bagi mayoritas penduduk Indonesia mereka para pengungsi eks Timor-Timur adalah " kafir " dan haram hukumnya membantu orang " kafir ".
Alasan akidah Agama sehingga membuang jauh-jauh rasa persaudaraan dalam bingkai nasionalisme yang seharusnya tidak memandang seiman atau tidak seiman.
Ketua PP Muhamadiyah mendesak pemerintah pusat agar memberikan salah satu atau salah dua pulau-pulau kosong di wilayah NKRI untuk diberikan kepada para pengungsi Rohinya tetapi tidak pernah mendesak pemerintah agar memperhatikan para pengungsi eks Timor Timur yang merupakan penduduk Indonesia asli tetapi tidak seiman agar pemerintah mencarikan solusinya mungkin dengan menghibahkan tanah negara untuk mereka diami dan garap untuk pertanian.
Pemerintah Indonesia konon saya dengar sampai berkeinginan mengkursuskan para pengungsi Rohinya agar fasih berbahasa Indonesia, uang milik rakyat Indonesia 3 milyar lebih telah digelontorkan untuk mencukupi kebutuhan Sandang, Pangan dan Papan para pengungsi Rohinya sedangkan pengungsi eks Timor Timur untuk menyambung hidup saja susah dan kadang " mencuri " dari warga lokal NTT agar bisa bertahan hidup.
Sekali lagi aku saksikan di Republik ini diskriminasi atas nama perbedaan Agama, jika perbedaan Agama menjadi penyebab kebencian dan berlaku tidak adil menurut saya buang saja agamamu di tong sampah biarkan aku menjadi seorang ATHEIS yang WELAS ASIH dan PENUH KASIH SAYANG karena yang aku tahu TUHAN tidak beragama, TUHAN berlaku ADIL dan PENUH CINTA KASIH buktinya sinar matahari yang TUHAN ciptakan bisa dinikmati oleh orang yang beraragama dan orang yang tidak beragama. TUHAN yang kalian sembah saja berlaku adil dan tanpa diskriminasi tetapi mengapa manusia tidak berlaku adil dan berlaku diskriminasi.
Renungan Siang sambil celingak-celinguk di salah satu objek wisata di Pulau Bali sambil menikmati pisang keju, jika sekiranya bermanfaat silahkan dishare.
( A. Arif. MKF )

Foto Arif.


oleh  
Arif

Senin, 25 Mei 2015






Indonesia negara yang baik hati. Atas dasar kemanusiaan, pengungsi Rohingya diterima dengan sangat baik. Kesejahteraannya dijamin, bahkan diajarkan bahasa Indonesia. Memang kasian n prihatin juga pada mereka. Ada yang ngusul, ditampung di satu atau dua pulau (asal jangan pulau Pudut). Cuma aku gak ngerti apakah mereka akan tinggal selamanya di Indonesia lalu dikonversi menjadi WNI? Mudah2an nggak ya. Kita aja masih ribut soal beras plastik.

Selasa, 12 Mei 2015

mi instan sangat .....

Makan mi instan sangat populer karena berbagai sebab seperti tak punya waktu luang karena kesibukan.
Apalagi bagi mahasiswa atau anak kos, makan mi instan jadi pilihan utama saat perut terasa lapar.
Diberitakan, mercola, mengkonsumsi sewajarnya tak jadi masalah, tapi sebaiknya anda berpikir ulang untuk menjadikannya menu sehari-hari.
Dr. Braden Kuo dari Massachusetts General Hospital mencari tahu apa yang terjadi di dalam perut setelah makan mi instan.
Video itu menunjukan buktinya nyata dengan menampilkan rekaman dua penelitian seseorang mengkonsumsi mi instan dan seoerang lagi mengkonsumsi mi buatan sendiri yang masih baru.
Pada penelitian pertama, peneliti menggunakan kamera seukuran pil untuk melihat apa yang terjadi di dalam perut dan saluran pencernaan setelah Anda makan mi instan
Hasilnya sangat mencengangkan, mi instan itu masih utuh setelah dua jam.
Penelitian kedua, mi buatan sendiri yang masih 'segar' sebagai pembanding, hasilnya jauh berbeda dari mi instan yang biasa dijual di toko-toko.
Hasil penelitian pertama, jelas membuat beban pencernaan sistem anda bertambah.
Dua jam mi tak dapat dicerna berarti, pencernaan dipaksa bekerja selama berjam-jam untuk memecah makanan yang diproses.
Ditambah makanan yang terlalu lama di saluran pencernaan berdampak terlambat penyerapan nutrisi. (tribunjogja.com)

 http://jogja.tribunnews.com/2015/02/03/video-dua-jam-setelah-dimakan-mi-instan-utuh-di-dalam-perut

Minggu, 10 Mei 2015

usia 9 tahun penghasilan Rp 17 miliar per tahun

BERITA TERKAIT

EVAN, usianya baru 9 tahun. Namun, anak laki-laki Jared ini sudah menjadi pengusaha muda dengan penghasilan lebih dari Rp 17 miliar per tahun atau sekitar Rp 1,4 miliar per bulan, hanya gara-gara bermain.
Tentu saja Evan tak hanya bermain. Melalui akun YouTube EvanTubeHD, dia mengulas berbagai game dan mainan baru dan kemudian mengunggahnya ke YouTube.
Seperti dikutip dari Daily Mail kemarin, dalam seminggu Evan mem-posting tiga video ulasan mainan terbaru. Channel YouTube-nya itu sudah ditonton sedikitnya 1,4 juta pengunjung dan setiap halamannya dilihat lebih dari 1,2 miliar orang.
Jared memiliki perusahaan produksi video. Sang ayah kemudian membantu mengedit dan mengunggah video tersebut secara online. Video pertama yang mereka unggah adalah video stop-motion Angry Birds.
”Ketika kami pertama membikin channel YouTube ini, tidak ada niat untuk membuatnya menjadi uang. Bahkan, kami tidak terpikir itu hal yang mungkin,” ungkap Jared.
Mereka memperoleh pendapatan dari iklan-iklan yang masuk. Baik iklan yang ditempatkan di dalam video maupun di luar video. Termasuk dari produk yang diulas.
Jared juga menyadari, dirinya sebagai orang tua dan Evan berusaha membuat konten video yang berkualitas dan ramah anak. Ulasan yang diberikan diharapkan dapat membantu para orang tua yang akan berbelanja. Dalam beberapa video, Evan juga tampil dengan adiknya, Jillian, dan ibunya, Alisa.
Frekuensi unggahan video yang rutin setiap minggu dan semakin bertambahnya followers, Evan pun semakin tenar. Awalnya dia agak malu dan tidak tahu harus berbuat apa saat orang-orang menyapa.
Jared dan istrinya sengaja menjaga rahasia nama belakang Evan dan tempat tinggal mereka. Mereka juga berusaha untuk mempertahankan kehidupan mereka yang biasa dan sederhana meskipun Evan sudah mulai tenar.
”Saya dan istri ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk bisa menjadi panutan dan memberikan contoh yang baik,” ujar Jared. (BBC/10/kim)
http://www.jpnn.com/read/2015/05/09/302869/Keren!-Umur-9-Tahun,-Pendapatan-Rp-1,4-Miliar-per-Bulan

Jumat, 08 Mei 2015

Pasar



berterimakasih kpd humas bll atas postingan ttg pasar Namun perlu kami informasikan bahwa:
1. Kewajiban untuk menyetor 30% kpd pemda tdk didasari dgn dasar hukum yg kuat, hanya berdasarkan hasil kajian semata.
2. Setoran keuntungan 20% dari pengelola pasar desa kepada pemda, masih sebatas usulan hasil dari musyawarah Tim Ekonomi Desa (TED)
3. Atas usulan TED melalui surat resmi dan proposal yang lengkap dengan rincian biaya pengelolaan serta pemanfaatannya, harusnya segera mendapat tanggapan balasan dari pemda dalam hal ini bupati bll, bila perlu memanggil TED untuk duduk bersama, tidak menanggapi melalui opini di media, bahkan melempar lagi ke legislatif. (Kapan selesainya??!!).
4. Bahwa masyarakat   sangat ingin mempunyai pasar, karena selama ini masyarakat Sangsit tidak punya pasar, tetapi ada pasar di desa Sangsit. karena pengelolanya orang luar/PD Pasar.
5. Masyarakat sangat menghargai dan menghormati pemda Bll dan lembaga terkait, sehingga selalu santun dan mengikuti prosedur dlm menyelesaikan masalah, berusaha tidak arogan.
Mudah2an informasi ini bisa dijadikan pertimbangan kpd pihak yg terkait juga masyarakat